Bermula dari pertanyaan singkat ‘Bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan Rasulullah ?’. Berikut ini jawaban Habib Munzir.
1. Mengenai berjumpa dg Rasul saw adalah dg merindukan beliau saw dan memperbanyak amalan sunnah semampunya, dan memperbanyak shalawat, beliau saw mencintai kita dan memperhatikan kita lebih dari ayah bunda kita, beliau saw adalah ayah ruh bagi semua ummatnya, maka ruh kita tetap mudah berhubungan dengan ruh beliau saw, lewat mimpi misalnya, nah.. perkuat hubungan ruh anda dengan ruh beliau saw dengan shalawat ini :”Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa ‘ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur” (wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur).
2. Anda bisa saja jumpa dg Rasul saw dalam mimpi, perbanyaklah shalawat, cintailah sunnah, dan perbanyaklah
bersedekah pada anak yatim, dan baktilah pada ibunda jika masih ada, ini adalah amalan amalan yg sangat dicintai oleh
Rasul saw,
anda jangan tidur kecuali bibir anda terus bershalawat pada nabi saw, beliau saw akan menjumpa anda, dan yakinlah.
3. Saya (Habib Munzir) menyukai semua shalawat, dulu saya membaca 17 macam shalawat, diantaranya shalawat Syeikh Abdulqadir Aljailani yg panjangnya 13 halaman, namun kini saya membaca satu macam shalawat saja, yg diajarkan Rasul saw lewat mimpi pd saya, pendek saja yaitu : “ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHAHBIHI WASALLIM“shalawat ini saya baca 5.000X setiap harinya, jika anda ingin membacanya silahkan, saya ijazahkan pada anda, boleh membacanya 100X, 200X atau lebih atau berapa saja sekemampuan anda dan luasnya waktu, dan bisa dibaca sambil dimobil, dijalan, atau dimanapun,
4. Masalah mimpi Rasul saw, saya (Habib Munzir) pernah bermimpi beliau saw dan mengadukan banyaknya orang yg rindu dg beliau saw namun belum jumpa dalam mimpi, beliau saw menutup wajahnya dan menangis, seraya berkata : “Tiada yg memisahkanku dg mereka selain tabir qudrat, dan mereka akan jumpa dg ku kelak”beliau saw sangat perduli dan rindu pada ummatnya, lebih lebih yg mencintai beliau saw, dan telah teriwayatkan pada shahih Muslim bahwa beliau saw bersabda : “Ummatku yg paling cinta padaku adalah yg hidup setelah aku wafat, dan mereka sangat mengidamkan jumpa dg ku daripada harta dan keluarganya”.
Tanbihun
Insya Allah Besuk Hari Selasa, 31 Januari di PP. AS SURUR akan menggelar Sima'an Al-Qur'an dan juga akan diteruskan dengan manaqibul kubro Syaikh Bahauddin An Naqsyabandy. acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati HAUL Syaikh Bahauddin An Naqsyabandy,bagi kaum Muslimin yang berminat untuk berpartisipasi silahkan langsung hadir di PP. AS SURUR, Sobontoro, Karas, Magetan.semoga bermanfaat.
HUKUM MERAYAKAN MAULID NABI
Oleh
Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani ( 1173 – 1250 H )
Kebanyakan kaum muslimin beranggapan bahwa menghukumi perayaan maulid sebagai sebuah kebid’ahan adalah suatu ungkapan yang tidak pernah diucapkan oleh ulama’ terdahulu, akan tetapi hanya sekedar perkataan ulama-ulama zaman sekarang. Dan juga berprasangka bahwa permasalan ini tidak pernah ada pada pembahasan dan tulisan-tulisan mereka, juga tidak pernah ada pendiskusian argumentasi orang yang membolehkan perayaan ini, dan bantahan terhadap syubhat-syubhat mereka, terlebih-lebih dari ulama’ seperti As Syaukani rohimahullah, dimana beliau tersohor sebagai seorang yang selalu berpegang teguh dengan dalil, dan berkata-kata penuh dengan kebijaksanaan, dan selalu berlepas diri dari setiap perbuatan bid’ah.
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan bukti kuat bahwa As Syaukani rahimahullah dan ulama’ lainnya mencintai kebaikan bagi orang lain, dan membenci sikap ketidak jelasan dalam beramal tanpa adanya dalil.
Sebagaimana yang keadaan kebanyakan orang awam dari kaum muslimin, dan kebanyakan orang yang dianggap berilmu pada kebanyakan negara Islam. Dimana mereka sama sekali tidak memiliki perhatian dengan urusan agama mereka, sehingga mereka terus menerus berada dalam gelapnya kebodohan dan kesesatan. Dan hanya berusaha memuaskan syahawat perut dan birahi, atau hal-hal yang mengarah kepada kedua syahwat ini, dari berbagai macam bentuk nyanyian, musik-musik, dan pergaulan dengan orang yang tidak halal untuk mereka pergauli.
Atau sikap tidak mau tahu dan mengamalkan setiap yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, tanpa memperdulikan tingkat kecocokan amalan tersebut dengan syariat, sebagaimana hal ini terjadi pada saat perayaan acara-acara bid’ah seperti acara maulid dan yang serupa dengannya, sehingga mereka beramal tidak dengan ilmu, dan berkata atas Nama Allah dengan tanpa ilmu.
Oleh karena itu saya sajikan buku ini wahai pembaca yang budiman, dengan penuh harap dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mampu, agar dijadikan sebagai penyebab yang penuh dengan barokah bagi saya dan ummat Islam dalam meluruskan pemahaman kebanyakan kaum muslimin terhadap acara bid’ah ini. Acara yang hampir-hampir saja menyelimuti seluruh permukaan bumi.
Dan semoga Allah menjadikannya bagian dari timbangan amal baik bagi saya, pengarang, penulis, pembaca, penerbit dan semua orang yang ikut andil dalam penyebarannya. Semoga Allah menjadikan amalan ini benar-benar ikhlas hanya karena-Nya, dan menjadikannya sebagai hal yang akan mendekatkan diri dari kebahagiaan di sisi-Nya di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Semoga Allah meluruskan niat saya dan anak keturunan saya, dan mengaruniai kita ilmu yang bermanfaat, amalan yang sholih yang diterima, dan mengampuni kekhilafan kita, serta merahmati orang-orang yang telah meninggal dari kita, dan mengampuni kedua orang tua saya dan orang tua seluruh kaum muslimin.
Semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was allam, keluarga, dan sahabatnya.
Dituliskan oleh:
Abu Ahmad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad bin Hamuud Al Musyaiqih
Al Qoshim-Buraidah [Semoga Allah melindunginya dari segala kejelekan]
[Disalin dari buku “Maa hukmul Ihtifal bi maulidin –Naby”, ditulis oleh Imam Syaukani, editor Abu Ahmad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad bin Hamuud Al Musyaiqih, diterjemahkan oleh Ali Musri Lc, Aspri Rahmat Lc, Arifin Badri Lc, dan M. Nur Ihsan Lc.]
Oleh
Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani ( 1173 – 1250 H )
Kebanyakan kaum muslimin beranggapan bahwa menghukumi perayaan maulid sebagai sebuah kebid’ahan adalah suatu ungkapan yang tidak pernah diucapkan oleh ulama’ terdahulu, akan tetapi hanya sekedar perkataan ulama-ulama zaman sekarang. Dan juga berprasangka bahwa permasalan ini tidak pernah ada pada pembahasan dan tulisan-tulisan mereka, juga tidak pernah ada pendiskusian argumentasi orang yang membolehkan perayaan ini, dan bantahan terhadap syubhat-syubhat mereka, terlebih-lebih dari ulama’ seperti As Syaukani rohimahullah, dimana beliau tersohor sebagai seorang yang selalu berpegang teguh dengan dalil, dan berkata-kata penuh dengan kebijaksanaan, dan selalu berlepas diri dari setiap perbuatan bid’ah.
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan bukti kuat bahwa As Syaukani rahimahullah dan ulama’ lainnya mencintai kebaikan bagi orang lain, dan membenci sikap ketidak jelasan dalam beramal tanpa adanya dalil.
Sebagaimana yang keadaan kebanyakan orang awam dari kaum muslimin, dan kebanyakan orang yang dianggap berilmu pada kebanyakan negara Islam. Dimana mereka sama sekali tidak memiliki perhatian dengan urusan agama mereka, sehingga mereka terus menerus berada dalam gelapnya kebodohan dan kesesatan. Dan hanya berusaha memuaskan syahawat perut dan birahi, atau hal-hal yang mengarah kepada kedua syahwat ini, dari berbagai macam bentuk nyanyian, musik-musik, dan pergaulan dengan orang yang tidak halal untuk mereka pergauli.
Atau sikap tidak mau tahu dan mengamalkan setiap yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, tanpa memperdulikan tingkat kecocokan amalan tersebut dengan syariat, sebagaimana hal ini terjadi pada saat perayaan acara-acara bid’ah seperti acara maulid dan yang serupa dengannya, sehingga mereka beramal tidak dengan ilmu, dan berkata atas Nama Allah dengan tanpa ilmu.
Oleh karena itu saya sajikan buku ini wahai pembaca yang budiman, dengan penuh harap dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mampu, agar dijadikan sebagai penyebab yang penuh dengan barokah bagi saya dan ummat Islam dalam meluruskan pemahaman kebanyakan kaum muslimin terhadap acara bid’ah ini. Acara yang hampir-hampir saja menyelimuti seluruh permukaan bumi.
Dan semoga Allah menjadikannya bagian dari timbangan amal baik bagi saya, pengarang, penulis, pembaca, penerbit dan semua orang yang ikut andil dalam penyebarannya. Semoga Allah menjadikan amalan ini benar-benar ikhlas hanya karena-Nya, dan menjadikannya sebagai hal yang akan mendekatkan diri dari kebahagiaan di sisi-Nya di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Semoga Allah meluruskan niat saya dan anak keturunan saya, dan mengaruniai kita ilmu yang bermanfaat, amalan yang sholih yang diterima, dan mengampuni kekhilafan kita, serta merahmati orang-orang yang telah meninggal dari kita, dan mengampuni kedua orang tua saya dan orang tua seluruh kaum muslimin.
Semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was allam, keluarga, dan sahabatnya.
Dituliskan oleh:
Abu Ahmad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad bin Hamuud Al Musyaiqih
Al Qoshim-Buraidah [Semoga Allah melindunginya dari segala kejelekan]
[Disalin dari buku “Maa hukmul Ihtifal bi maulidin –Naby”, ditulis oleh Imam Syaukani, editor Abu Ahmad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad bin Hamuud Al Musyaiqih, diterjemahkan oleh Ali Musri Lc, Aspri Rahmat Lc, Arifin Badri Lc, dan M. Nur Ihsan Lc.]
Sumber : http://almanhaj.or.id
Transtool Terbaru
http://downloads.ziddu.com/downloadfile/6975986/TRANSTOOL_6.zip.html
Syukur
Assalamu'alaikum.Wr.Wb, di era globalisasi ini perkembangan tehnologi semakin canggih, cepat dan akurat. dan alhamdulillah sekarang informasi terkait dunia santri sudah dapat kita nikmati dengan mengakses alamat blog http://assurur-duniasantri.blogspot.com/ sengaja penyaji membuat blog ini untuk mempermudah masyarakat dan para alumni santri untuk selalu mengikuti perkembangan di pondok tercinta kami.kami harapkan do'a dan dukungannya selalu agar blog ini mendapatkan perhatian dan khususnya bagi para santri. dan penting untuk diketahui, blog ini bukan untuk mendapatkan income atau tujuan komersil, akan tetapi murni untuk mengembangkan syiar islam dan berpacu, bersaing dalam hal fastabiqul khoirot. sekian dan terima kasih. Penjara Suci As Surur,.
Langganan:
Postingan (Atom)