Ratib Al-Haddad ini diambil dari nama penyusunnya,
Yakni Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, seorang pembaharu Islam (mujaddid)
yang terkenal. Dari doa-doa dan zikir-zikir karangan dan susunan beliau,
Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib yang bergelar
Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur) disusun berdasarkan
inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan
26 Mei 1661).
Ratib ini disusun atas permintaan salah seorang
murid beliau, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di
Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut untuk
mengadakan suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya
agar mereka dapat mempertahan dan menyelamatkan diri dari ajaran
sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.
Pertama kalinya Ratib ini dibaca di kampung ‘Amir
sendiri, yakni di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam
Abdullah Al-Haddad sendiri. Selepas itu Ratib dibaca di Masjid Al-Imam
Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim dalam tahun 1072 Hijriah bersamaan tahun 1661
Masehi. Pada kebiasaannya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan
nafalnya, setelah solat Isya’. Pada bulan Ramadhan dibaca sebelum solat Isya’.
Mengikut Imam Al-Haddad di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini
diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat
dipertahankan dari pengaruh sesat tersebut.
Ketahuilah bahawa setiap ayat, doa, dan nama Allah
yang disebutkan di dalam ratib ini dipetik dari Al-Quran dan hadith
Rasulullah S.A.W. Ini berdasarkan sarana Imam Al-Haddad sendiri.
Beliau menyusun zikir-zikir yang pendek yang dibaca berulang kali, dan
dengan itu memudahkan pembacanya.
Keutamaan Rotib Hadad. (1)
Cerita-cerita yang dikumpulkan mengenai
kelebihan RatibAl-Haddad banyak tercatat dalam buku Syarah Ratib Al-Haddad,
antaranya: Telah berkata Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Jufri yang
bertempat tinggal di Seiwun (Hadhramaut): “Pada suatu masa kami serombongan
sedang menuju ke Makkah untuk menunaikan Haji, bahtera kami terkandas
tidak dapat meneruskan perjalanannya kerana tidak ada angin yang
menolaknya. Maka kami berlabuh di sebuah pantai, lalu kami isikan
gerbah-gerbah (tempat isi air terbuat dari kulit) kami dengan air, dan
kami pun berangkat berjalan kaki siang dan malam, kerana kami bimbang akan
ketinggalan Haji. Di suatu perhentian, kami cuba meminum air dalam
gerbah itu dan kami dapati airnya payau dan masin, lalu kami buangkan air itu.
Kami duduk tidak tahu apa yang mesti hendak dibuat. Maka saya anjurkan
rombongan kami itu untuk membaca Ratib Haddad ini, mudah-mudahan Allah
akan memberikan kelapangan dari perkara yang kami hadapi itu. Belum
sempat kami habis membacanya, tiba-tiba kami lihat dari kejauhan sekumpulan
orang yang sedang menunggang unta menuju ke tempat kami, kami bergembira
sekali. Tetapi ketika mereka mendekati kami, kami dapati mereka itu perompak-perompak
yang kerap merampas harta-benda orang yang lalu-lalang di situ. Namun
rupanya Allah Ta’ala telah melembutkan hati mereka bila mereka dapati kami
terkandas di situ, lalu mereka memberi kami minum dan mengajak kami menunggang
unta mereka untuk disampaikan kami ke tempat sekumpulan kaum Syarif*
tanpa diganggu kami sama sekali, dan dari situ kami pun berangkat lagi menuju
ke Haji, syukurlah atas bantuan Alloh SWT karena berkat membaca Ratib ini.
Cerita ini pula diberitakan oleh seorang yang
mencintai keturunan Sayyid, katanya: “Sekali peristiwa saya berangkat dari
negeri Ahsa’i menuju ke Hufuf. Di perjalanan itu saya terlihat kaum Badwi
yang biasanya merampas hak orang yang melintasi perjalanan itu. Saya pun
berhenti dan duduk, di mana tempat itu pula saya gariskan tanahnya mengelilingiku
dan saya duduk di tengah-tengahnya membaca Ratib ini. Dengan kuasa Alloh
mereka telah berlalu di hadapanku seperti orang yang tidak menampakku,
sedang aku memandang mereka.” Begitu juga pernah berlaku semacam itu kepada
seorang alim yang mulia, namanya Hasan bin Harun ketika dia keluar bersama-sama
teman-temannya dari negerinya di sudut Oman menuju ke Hadhramaut. Di
perjalanan mereka dibajak oleh gerombolan perompak, maka dia menyuruh
orang-orang yang bersama-samanya membaca Ratib ini. Alhamdulillah,
gerombolan perompak itu tidak mengapa-apakan siapapun, malah mereka
berlalu dengan tidak mengganggu.
Apa yang diberitakan oleh seorang Arif Billah
Abdul Wahid bin Subait Az-Zarafi, katanya: Ada seorang penguasa yang ganas
yang dikenal dengan nama Tahmas yang juga dikenal dengan nama Nadir Syah.
Tahmas ini adalah seorang penguasa ajam yang telah menguasai banyak dari
negeri-negeri di sekitarannya. Dia telah menyediakan tentaranya
untuk memerangi negeri Aughan. Sultan Aughan yang bernama Sulaiman mengutus
orang kepada Imam Habib Abdullah Haddad memberitahunya, bahwa Tahmas
sedang menyiapkan tentera untuk menyerangnya. Maka Habib Abdullah
Haddad mengirim Ratib ini dan menyuruh Sultan Sulaiman dan rakyatnya membacanya.
Sultan Sulaiman pun mengamalkan bacaan Ratib ini dan memerintahkan
tenteranya dan sekalian rakyatnya untuk membaca Ratib i ini dengan
bertitah: “Kita tidak akan dapat dikuasai Tahmas kerana kita ada benteng yang
kuat, iaitu Ratib Haddad ini.” Benarlah apa yang dikatakan Sultan Sulaiman itu,
bahwa negerinya terlepas dari penyerangan Tahmas dan terselamat dari
angkara penguasa yang ganas itu dengan sebab berkat Ratib Haddad ini.
Saudara penulis Syarah Ratib Al-Haddad ini yang
bernama Abdullah bin Ahmad juga pernah mengalami peristiwa yang sama, yaitu
ketika dia berangkat dari negeri Syiher menuju ke bandar Syugrah dengan kapal,
tiba-tiba angin macet tiada bertiup lagi, lalu kapal itu pun terkandas tidak
bergerak lagi. Agak lama kami menunggu namun tidak berhasil juga. Maka saya
mengajak rekan-rekan membaca Ratib ini , maka tidak berapa lama datang
angin membawa kapal kami ke tujuannya dengan selamat dengan berkah membaca
Ratib ini.
Suatu pengalaman lagi dari Sayyid Awadh Barakat
Asy-Syathiri Ba’alawi ketika dia belayar dengan kapal, lalu kapal itu
telah tersesat jalan sehingga membawanya terkandas di pinggir sebuah batu
karang. Ketika itu angin juga macet tidak dapat menggerakkan kapal itu
keluar dari bahayanya. Kami sekalian merasa bimbang, lalu kami membaca
Ratib ini dengan niat Alloh akan menyelamatkan kami. Maka dengan kuasa
Alloh SWT datanglah angin dan menarik kami keluar dari tempat itu menuju ke
tempat tujuan kami. Maka kerana itu saya amalkan membaca Ratib ini. Pada suatu
malam saya tertidur sebelum membacanya, lalu saya bermimpi Habib Abdullah
Haddad datang mengingatkanku supaya membaca Ratib ini, dan saya pun
tersadar dari tidur dan terus membaca Ratib Haddad itu.
Di antaranya lagi apa yang diceritakan oleh
Syeikh Allamah Sufi murid Ahmad Asy-Syajjar, iaitu Muhammad bin Rumi
Al-Hijazi, dia berkata: “Saya bermimpi seolah-olah saya berada di
hadapan Habib Abdullah Haddad, penyusun Ratib ini. Tiba-tiba datang seorang
lelaki memohon sesuatu daripada Habib Abdullah Haddad, maka dia telah memberiku
semacam rantai dan sayapun memberikannya kepada orang itu. Pada hari
besoknya, datang kepadaku seorang lelaki dan meminta daripadaku ijazah
(kebenaran guru) untuk membaca Ratib Haddad ini, sebagaimana yang
diijazahkan kepadaku oleh guruku Ahmad Asy-Syajjar. Aku pun memberitahu
orang itu tentang mimpiku semalam, yakni ketika saya berada di majlis Habib
Abdullah Haddad, lalu ada seorang yang datang kepadanya. Kalau begitu,
kataku, engkaulah orang itu.” Dari kebiasaan Syeikh Al-Hijazi ini, dia selalu
membaca Ratib Haddad ketika saat ketakutan baik di siang hari mahupun malamnya,
dan memang jika dapat dibaca pada kedua-dua masa itulah yang paling utama,
sebagaimana yang dipesan oleh penyusun Ratib ini sendiri. Ada seorang dari
kota Quds (Syam) sesudah dihayatinya sendiri tentang banyak kelebihan
membaca Ratib ini, dia lalu membuat suatu ruang di sudut rumahnya yang
dinamakan Tempat Baca Ratib, di mana dikumpulkan orang untuk mengamalkan
bacaan Ratib ini di situ pada waktu siang dan malam.
Di antaranya lagi, apa yang diberitakan oleh
Sayyid Ali bin Hassan, penduduk Mirbath, katanya: “Sekali peristiwa aku
tertidur sebelum aku membaca Ratib, aku lalu bermimpi datang kepadaku seorang
Malaikat mengatakan kepadaku: “Setiap malam kami para Malaikat berkhidmat
buatmu begini dan begitu dari bermacam-macam kebaikan, tetapi pada malam
ini kami tidak membuat apa-apa pun karena engkau tidak membaca Ratib. Aku terus
terjaga dari tidur lalu membaca Ratib Haddad itu dengan serta-merta.
Setengah kaum Sayyid bercerita tentang pengalamannya:
“Jika aku tertidur ketika aku membaca Ratib sebelum aku menghabiskan bacaannya,
aku bermimpi melihat berbagai-bagai hal yang mengherankan, tetapi
jika sudah menghabiskan bacaannya, tidak bermimpi apa-apa pun.”
Di antara yang diberitakan lagi, bahawa seorang
pecinta kaum Sayyid, Muhammad bin Ibrahim bin Muhammad Mughairiban yang
tinggal di negeri Shai’ar, dia bercerita: “Dari adat kebiasaan Sidi Habib
Zainul Abidin bin Ali bin Sidi Abdullah Haddad yang selalu aku berkhidmat
kepadanya tidak pernah sekalipun meninggalkan bacaan Ratib ini. Tiba-tiba
suatu malam kami tertidur pada awal waktu Isya', kami tidak membaca Ratib dan
tidak bersembahyang Isya', semua orang termasuk Sidi Habib Zainul Abidin.
Kami tidak sedarkan diri melainkan di waktu pagi, di mana kami dapati sebagian
rumah kami terbakar.
Kini tahulah kami bahwa semua itu berlaku karena tidak
membaca Ratib ini. Sebab itu kemudian kami tidak pernah meninggalkan
bacaannya lagi, dan apabila sudah membacanya kami merasa tenteram, tiada
sesuatupun yang akan membahayakan kami, dan kami tidak bimbang lagi
terhadap rumah kami, meskipun ia terbuat dari dedaunan korma, dan bila kami
tidak membacanya, hati kami tidak tenteram dan selalu kebimbangan.”
Berkata Habib Alwi bin Ahmad, penulis Syarah Ratib
Al-Haddad: “Siapa yang melarang orang membaca Ratib ini dan juga wirid-wirid
para salihin, niscaya dia akan ditimpa bencana yang berat daripada Allah
Ta’ala, dan hal ini pernah berlaku dan bukan omong-omong kosong.” Berkata
Sidi Habib Muhammad bin Zain bin Semait Ba’alawi di dalam kitabnya Ghayatul
Qasd Wal Murad: Telah berkata Saiyidina Habib Abdullah Haddad: “Siapa yang
menentang atau membangkang orang yang membaca Ratib kami ini dengan secara
terang-terangan atau disembunyikan pembangkangannya itu akan
mendapat bencana seperti yang ditimpa ke atas orang-orang yang membelakangi
zikir dan wirid atau yang lalai hati mereka dari berzikir kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang berpaling dari
mengingatiKu, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit.” (
Thaha: 124 ) Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang berpaling dari
mengingati Tuhan Pemurah, Kami balakan baginya syaitan yang diambilnya
menjadi teman.”
( Az-Zukhruf: 36 ) Allah berfirman lagi: “Dan
barangsiapa yang berpaling dari mengingat Tuhannya, Kami akan menurukannya
kepada siksa yang menyesakkan nafas.” ( Al-Jin: 17)
(1) Dipetik dari: Syarah Ratib Haddad: Analisa Dan
Komentar - karangan Syed Ahmad Semait, terbitan Pustaka Nasional Pte. Ltd.
الراتب الشهير
للحبيب عبد الله بن علوي الحداد
Ratib Al Haddad
Moga-moga Allah merahmatinya [Rahimahu Allahu
Ta’ala]
يقول القارئ: الفَاتِحَة إِلَى
حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلانَا
مُحَمَّد صلى الله عليه وسلم - الفاتحة -
1. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ
عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ
2. اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ
مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ
كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا
وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ .
3. آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ
أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
.
4. لاََ يُكَلِّفُ اللهُ
نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا
وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ .
5 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .
(X3)
”
6. سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ . (X3)
7.سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ .
(X3)
8. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ . (X3)
9.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ . ( X3)
10. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ . (X3)
11. بِسْـمِ اللهِ الَّذِي لاَ
يَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَـآءِ وَهُوَ
الْسَّمِيْـعُ الْعَلِيْـمُ .
(X3)
12. رَضِيْنَـا بِاللهِ رَبًّا
وَبِالإِسْـلاَمِ دِيْنـًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّـًا . (X3)
13. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّـرُّ بِمَشِيْئَـةِ اللهِ . (X3)
14. آمَنَّا بِاللهِ وَاليَوْمِ
الآخِرِ تُبْناَ إِلَى اللهِ باَطِناً وَظَاهِرًا . (X3)
15. يَا رَبَّنَا وَاعْفُ
عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا.
(X3)
16. ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ
أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ . (X7)
17. ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْـنُ
إَكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْـنَ .
(X3)
18. أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ
الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ . (X3)
19. يـَا عَلِيُّ يـَا
كَبِيْرُ يـَا عَلِيْمُ يـَا قَدِيْرُ
يـَا سَمِيعُ يـَا بَصِيْرُ يـَا
لَطِيْفُ يـَا خَبِيْرُ. (X3)
20. ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا
كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ . (X3)
21. أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ
الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ .(X4)
22. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. (X50)
23. مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ
وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ،
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ
يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
24. بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ .
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ
الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ
يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ. (3X3)
25. بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ،
مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد
26. بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ،
مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ،
اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ .
27. اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ
الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ
وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ
فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ
هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ .
28. اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا
الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا
وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ
وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ
هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ .
29. اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ
قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ
عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ
أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ
وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ .
30. اَلْفَاتِحَة
إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ
الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ
يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ
31. (ويدعو القارئ):
اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ . اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ
الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ
خَيْر، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا
مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ
لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا
وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ
وَبُؤْسٍ وَضِيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ
لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن .
32. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ
رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِ . (X3)
Penjara Suci
As Surur, 31 Maret 2012.
Assalamu'alaikum wr.wb
BalasHapusMohon maaf sebelumnya.. Saya mau menanyakan bolehkah mengamalkan rotib alhaddad tanpa ada bimbingan dari guru / tanpa ada yang memberikan ijazah..?
Alwi