Selamat datang di blog FIQIH gaul.

Pages

Bermakmum Kepada Orang yang Sholat Sunnah


ولا يضر اختلاف نية الامام والمآموم لعدم فخش المخالفة فيهما.فيصح اقتداء المفترض بالمتنفل والمؤدى بالقاضى وفي طاويلة بقصيرة كظهربصبح وبالعكوس لكنه مكروه ومع ذلك تحصل فضيلة الجماعة قال : السويقى والكراهة لاتنقى الفضيلة .

Dan tidak bahaya perbedaan niatnya imam dan makmum dalam shalat berjamaah karena tidak adanya kenistaan ketidaksamaan didalamnya, karenanya sah makmumnya orang shalat fardhu pada imam yang shalat sunat, makmum shalat ada’ pada imam shalat qadha dan makmum shalat panjang seperti shalat dzuhur pada imam shalat pendek seperti shalat shubuh dan sebaliknya hanya saja hukumnya makruh namun masih didapatkan fadhilah berjamaah.
Berkata as-Suwayqy “Kemakruhan tersebut tidak dapat menafikan fadhilah jamaah”.

Menurut Imam Syafi'i tidak disyaratkan derajat sholat Imam harus sama jenisnya (seperti sholat adaa' dan Qodhoo') juga tidak tidak disyaratkan harus sama derajatnya (seperti imam sholat sunnah sedang makmum sholat wajib) asalkan Nizhom/urutannya  sholat sama diperkenankan sholat berjamaah, (yang nizhomnya tidak sama seperti imam  sholat janazah sedang makmum  sholat  dhuhur misalnya).
Berbeda dengan Imam Madzhab lain (Hanafi, maliki dan Hambali) yang memang di syaratkan derajat  sholat imam tidak boleh lebih rendah ketimbang sholatnya makmum.....

ومن شروط الإمامة أن لا يكون الإمام أدنى حالا من المأموم فلا يصح اقتداء مفترض بمتنفل إلا عند الشافعية

Fiqh Alaa madzaahib Al-Arba'ah I/664

Hasyiyah al-Baajury I/205, as-Syarqowi juz I/322Wallaahu A'lamu Bis Showaab

0 Komentar:

Posting Komentar