ولا يضر
اختلاف نية الامام والمآموم لعدم فخش المخالفة فيهما.فيصح اقتداء المفترض بالمتنفل
والمؤدى بالقاضى وفي طاويلة بقصيرة كظهربصبح وبالعكوس لكنه مكروه ومع ذلك تحصل فضيلة
الجماعة قال : السويقى والكراهة لاتنقى الفضيلة .
Dan tidak bahaya perbedaan niatnya imam dan makmum
dalam shalat berjamaah karena tidak adanya kenistaan ketidaksamaan didalamnya,
karenanya sah makmumnya orang shalat fardhu pada imam yang shalat sunat, makmum
shalat ada’ pada imam shalat qadha dan makmum shalat panjang seperti shalat
dzuhur pada imam shalat pendek seperti shalat shubuh dan sebaliknya hanya saja
hukumnya makruh namun masih didapatkan fadhilah berjamaah.
Berkata as-Suwayqy “Kemakruhan tersebut tidak dapat
menafikan fadhilah jamaah”.
Menurut Imam Syafi'i tidak disyaratkan derajat sholat Imam
harus sama jenisnya (seperti sholat adaa' dan Qodhoo') juga tidak tidak
disyaratkan harus sama derajatnya (seperti imam sholat sunnah sedang makmum
sholat wajib) asalkan Nizhom/urutannya sholat
sama diperkenankan sholat berjamaah, (yang nizhomnya tidak sama seperti imam sholat janazah sedang makmum sholat dhuhur
misalnya).
Berbeda dengan Imam Madzhab lain (Hanafi, maliki dan
Hambali) yang memang di syaratkan derajat sholat imam tidak boleh lebih rendah ketimbang
sholatnya makmum.....
ومن شروط
الإمامة أن لا يكون الإمام أدنى حالا من المأموم فلا يصح اقتداء مفترض بمتنفل إلا
عند الشافعية
Fiqh Alaa madzaahib Al-Arba'ah I/664
Hasyiyah al-Baajury I/205, as-Syarqowi juz
I/322Wallaahu A'lamu Bis Showaab
0 Komentar:
Posting Komentar