Rasulullah
SAW adalah contoh pribadi yang agung, pribadi yang mulia.
Beliau diutus sebagai rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semesta alam. Beliau
adalah penutup para Nabi dan contoh bagi semua manusia.
Hal yang menarik
adalah kenapa Rasulullah selalu tersenyum, walaupun beliau dihina dan dicaci
maki oleh kaumnya, bahkan ingin dicelakakan oleh sebagian orang. Artikel ini
akan membahas panjang lebar tentang hal menarik ini.
Pertama, Rasulullah mengemban misi yang
besar. Masih banyak hal-hal yang harus difikirkan dan diselesaikan dihadapannya.
Masalah ummat dan penyebaran agama yang menguras banyak tenaga dan waktu harus
dilaksanakannya demi tercapainya hal besar tersebut. Sungguh remeh apabila
Beliau goyah jika ada hal kecil yang menghambat perjuangannya. Di depan mata
Beliau terdapat berjuta planning dan harapan yang harus dicapainya untuk jangka
waktu yang Beliau rancang. Harapan dan cita-cita harus Beliau tuntaskan bersama
para sahabat-sahabatnya. Apabila masalah kecil itu menggetarkan langkahnya maka
misi agung itu tidak akan tercapailah seperti sekarang ini. Harapan dan
cita-cita Beliau mengalahkan berjuta cercaan dan hinaan yang dihujamkan kepada
insan yang mulia ini.
Kedua, Rasulullah saw adalah pribadi yang
agung. Seorang yang berkepribadian agung mempunyai jiwa yang besar. Seorang
berjiwa besar akan mudah memaafkan kesalahan orang lain, karena hatinya yang
luas bagaikan samudra. Seperti dikutip dari perkataan Aa’ Gym jiwa orang yang
besar ibarat sebuah lapangan yang amat luas, apabila terdapat ular dan binatang
berbahaya lainnya masih ada lahan lapangan yang lainnya untuk bergerak,
sebaliknya jiwa orang yang kerdil akan merasakan sesak apabila terdapat sedikit
saja gangguan bagi dirinya, orang lebih sedikit dari dia adalah cobaan baginya,
tersinggung sedikit adalah besar baginya, dan masalah kecil ia besar-besarkan.
Rasulullah adalah contoh tauladan dalam jiwa yang agung. Beliau adalah orang
yang pemaaf dan mudah memaafkan. Beliau marah apabila hak Allah di injak-injak.
Dalam suatu riwayat dikatakan dari Aisyah ra: “Ketika aku meletakkan gambar
diruanganku aku melihat wajah Rasulullah merah padam dan beliau berkata: “Wahai
Aisyah, orang yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah orang yang
membuat sesuatu menyerupai makhluk Allah.” (H.R. Muttafaqq Alaih) Begitulah
ketegasan Rasulullah dalam menegakkan hak-hak Allah. Apabila Beliau dihina
Beliau bersabar dan apabila hak Allah dipermainkan maka wajah beliau merah
padam.
Ketiga, senyum adalah lambang pribadi yang
optimis dan positif. Rasulullah adalah insan yang mulia. Manusia terbaik dimuka
bumi ini sejak adanya. Beliau adalah pemimpin agung. Mustahillah seorang
pemimpin itu mencontohkan kepesimisan. Beliau ingin mencontohkan keoptimisan
dalam menggapai cita-cita bagi seluruh ummatnya. Karena Beliau ingin ummatnya
optimis menggapai cita-cita mereka yang mulia. Dan juga senyum melambangkan
pribadi yang positif, tidak ada gunanya marah apabila Beliau membalas kejahatan
orang Yahudi yang melukainya, karena itu akan membuang tenaga Beliau saja dan
masih banyak tugas Beliau di hadapan dan akan sia-sia untuk suatu perkara yang
remeh. Apabila kita marah sebenarnya yang rugi adalah kita. Termakan tenaga dan
waktu untuk memikirkan batu kerikil-batu kerikil tersebut. Oleh karana itu Allah
mengatakan dalam Kitab-nya “Katakanlah wahai Muhammad: “Matilah dengan kemarahan
kalian” bagi ‘Bithanatan Min Dunikum’ yaitu golongan yang apabila
kalian terkena musibah mereka akan merasakan senang dan apabila kalain
mendapatkan kenikmatan hati mereka akan sakit, maka marah adalah penyebab yang
tepat untuk kematian mereka. (QS. Ali Imran:118-120).
Begitulah suri
teladan dalam diri Rasulullah, seorang insan yang agung. Demikianlah tatkala
seorang buta Yahudi di pinggiran kota Madinah mencaci maki Beliau, mengatakan
Beliau gila, tetapi Beliau dengan santun menyuapkan kepalan nasi ke mulut orang
tua tersebut. Juga kisah seorang Yahudi yang sengaja menagih uangnya lebih dari
waktu yang mereka janjikan, yang dia sengaja membuat Beliau marah, tetapi beliau
hanya tersenyum. Dan, juga kisah seorang Yahudi yang selalu meludahkannya pada
setiap pagi, tetapi disaat ia sakit ternyata Rasulullah-lah orang yang pertama
kali mengunjunginya. Sungguh Muhammad Engkau berkepribadian agung.
|
0 Komentar:
Posting Komentar